Fun cooking

Fun cooking
belajar menjadi pengusaha

Kamis, 19 April 2018

Sejarah Khalid bin Walid


Khalid bin walid : panglima perang yang dipecat karena tak pernah berbuat kesalahan.

Pada zaman Pemerintahan Sayyidina Umar bin Khatab, ada seorang panglima perang yang disegani lawan dan dicintai kawan. Panglima perang yang tak pernah kalah sepanjang karirnya memimpin tentara dimedan perang. Baik saat beliau masih jadi panglima Quraisy, maupun setelah beliau masuk Islam dan menjadi panglima perang umat muslim. Beliau adalah Jendral Khalid bin Walid. Ada satu kisah menarik dari Khalid bin Walid. Dia memang sangat sempurna dibidangnya; ahli siasat perang,mahir segala senjata, piawai dalam berkuda, dan kharismatik di tengah prajuritnya. Dia juga tidak sombong dan lapang dada walaupun dia berada dalam puncak popularitas. Pada suatu ketika, disaat beliau berada digaris paling depan, memimpin peperangan, tiba-tiba datang seorang utusan dari Amirul mukminin, Syaidina Umar bin Khatab, yang mengantarkan sebuah surat. Didalam surat tertulis tentang pesan singkat,” dengan ini saya nyatakan Jenderal Khalid bin Walid dipecat sebagai panglima perang. Segera menghadap!”.
Menerima khabar tersebut tentu saja sang Jenderal sangat gusar hingga tak bisa tidur. Beliau terus-menerus memikirkan alasan pemecatannya. Kesalahan apa yang telah saya lakukan? Kira-kira begitulah yang berkecamuk didalam pikiran beliau kala itu.
Sebagai prajurit yang baik, taat pada atasan, beliaupun segera siap menghadap Khalifah Umar Bin Khatab. Sebelum berangkat beliau menyerahkan komando perang kepada penggantinya. Sesampai didepan Umar beliau memberikan salam, “ assalamualaikum ya Amirul mukminin! Langsung saja! saya menerima surat pemecatan. Apa betul saya dipecat?”
waalaikumsalam warahmatullah! Betul Khalid!” jawab Khalifah.
“kalau masalah dipecat itu hak Anda sebagai pemimpin. Tapi, kalau boleh tahu, kesalahan saya apa?” “kamu tidak punya kesalahan.”
“kalau tidak punya kesalahan kenapa sya dipecat? Apa saya tak mampu menjadi panglima?”
“pada zaman ini kamu adalah panglima terbaik”
“lalu kenapa saya dipecat?” Tanya jenderal Khalid yang tak bisa menahan rasa penasarannya.
Dengan tenang Khalifah Umar Bin Khatab menjawab, “Khalid, Anda itu jenderal terbaik, panglima perang terhebat. Ratusan peperangan telah Anda pimpin, dan tak pernah satu kalipun Anda kalah. Setiap hari Masyarakat dan prajurit selalu menyanjung Anda. Tapi, ingat Khalid, Anda juga adalah manusia biasa. Terlalu banyak orang yang memuji bukan tidak mungkin akan timbul rasa sombong dalam hatimu. Sedangkan Allah sangat membenci orang yang memiliki rasa sombong. Seberat debu rasa sombong didalam hati maka neraka jahanamlah tempatmu. Karena itu, maafkan aku wahai saudaraku, untuk menjagamu terpaksa saat ini Anda saya pecat. Supaya Anda tahu, jangankan dihadapan Allah, didepan Umar saja Anda tak bisa berbuat apa-apa!”
Mendengar jawaban itu, Jenderal Khalid tertegun, bergetar, dan goyah. Dan dengan segenap kekuatan yang Ada beliau langsung mendekap Khalifah Umar. Sambil menangis beliau berbisik, “terimakasih ya Khalifah. Engkau saudaraku!” Jenderal mana yang berlaku mulia seperti itu? Mengucapkan terimakasih setelah dipecat. Hebatnya lagi, setelah dipecat beliau balik lagi di medan perang. Tapi, tidak lagi sebagai panglima perang. Beliau bertempur sebagai prajurit biasa, sebagai bawahan, di pimpin oleh mantan bawahannya kemarin. Beberapa orang prajurit terheran-heran melihat mantan panglima perang gagah berani tersebut masih mau ikut ambil bagian dalam peperangan. Padahal sudah di pecat. Lalu, ada diantara mereka yang bertanya, “ya Jenderal, mengapa Anda masih mau berperang? Padahal Anda sudah dipecat.” Dengan tenang Khalid bin Walid menjawab, “saya berperang bukan karena jabatan, popularitas, bukan juga karena Khalifah umar. Saya berperang semata-mata karena mencari keridhaan Allah.” Sebuah kisah yang sangat indah dari seorang jenderal, panglima perang, Pedang Allah yang Terhunus. Kita bisa mengambil hikmah dari kisah ini. Betapa rendah hati Sahabat Nabi yang mulia ini. Beliau penuh kemuliaan, punya jabatan, popular dan tak pernah berbuat kesalahan. Namun, ketika semua itu dicabut beliau sedikitpun tak terpengaruh. Beliau tetap berbuat yang terbaik. Karena memang tujuannya semata-mata hanya mencari keridhaan Allah SWT. Semoga beliau dimuliakan disisi Allah SWT, amin.

1 komentar:

  1. Wudhu adalah termasuk yang dianjurkan syariat islam.jk wudhunya tdk benr maka sholatnya tidak syah.diantara Rukun Wudhu.Niat,membasuh muka,kedua tangan sampai siku,sebagian kepala,kedua kaki sampai mata kaki dn Tartib.

    BalasHapus

Arsip Blog

Kisah Bilal Bin Rabah